ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO

“ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”

Jumat, 15 Oktober 2010

Mengapa mereka menangkap, menjual, membeli dan MeMAKANnya.





Peristiwa ini terjadi di Pasar Ijabah Samarinda, seorang pedagang menjual burung PUNIA dengan harga Rp. 15.000,-/2 ekor. sekalian disembelah dan dicabutin bulunya.
saya perhatikan yang beli diantaranya adalah seorang ibu dan juga ada bapak-bapak.
kalau bapak2 tersebut langsung minta dipotong dan dibersihkan, berarti ingin digoreng dan dimakannya dirumah.
Sedangkan seorang ibu tersebut membelikannya dalam keadaan hidup untuk dipelihara dan jadi mainan anaknya.
Sungguh keterlaluan manusia ini, apakah tidak ada yang lain dimakan selain memakan burung yang kecil dan bukan untuk konsumsi manusia, tetapi dianya adalah sebagai rantai keseimbangan makhluk dialam atau tepatnya bukan makanan pokok.
Ayam yang di khususkan untuk dimakan manusia, ada lebih banyak dipelihara dan enak dimakan.

Wahai bangsaku, mengapa engaku tega memakan burung yang kecil tersbut ???????